Jumat, 01 April 2011

Cemara atau Casuarinaceae dan Api

Casuarina (Casuarina equisetifolia)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Tumbuhan

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fagales

Famili: Casuarinaceae
R.Br. dalam Flinders


Genera

Allocasuarina
Casuarina
Ceuthostoma
Gymnostoma



Cemara Norfolk Casuarina excelsa


Cemara Angin, Casuarina junghuhniana


Cemara Balon, Casuarina nobillis
Suku cemara-cemaraan atau Casuarinaceae meliputi sekitar 70 jenis tetumbuhan. Sebagian besar suku ini terdapat di Belahan Bumi Selatan, terutama di wilayah tropis Dunia Lama, termasuk Indo-Malaysia, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Cemara sendiri merupakan tetumbuhan hijau abadi yang sepintas lalu dapat disangka sebagai tusam karena rantingnya yang beruas pada dahan besar kelihatan seperti jarum, dan buahnya mirip runjung kecil. Namun kenyataannya pepohonan ini bukan termasuk Gymnospermae, sehingga mempunyai bunga, baik jantan maupun betina. Bunga betinanya nampak seperti berkas rambut, kecil dan kemerah-merahan.


Cemara Udang Casuarina equisetifolia
Cemara adalah pohon yang sangat artistik untuk penataan sebuah taman. Dibentuk sedemikian rupa dalam gaya seni jepang yang bernama bonsai. Jenis cemara asli Indonesia untuk dibuat bonsai yang paling bagus adalah cemara udang, berasal dari daerah Madura, Jawa Timur

Artikel bertopik botani ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

--
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Casuarinaceae"







Api.



Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kiwiami, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.[1] Proses oksidasi yang lebih lambat seperti pengkaratan atau pencernaan tidak termasuk dalam definisi tersebut. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
Api (warnanya-dipengaruhi oleh intensitas cahayanya) biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).
Penemuan cara membuat api merupakan salah satu hal yang paling berguna bagi manusia, karena dengan api, golongan hominids (manusia dan kerabatnya seperti kera) dapat aman dari hewan buas, memasak makanan, dan mendapat sumber cahaya serta menjaga dirinya agar tetap hangat.
Sumber:
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas